Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
Alhamdulillahi Rabb al’aalamiina. Sungguh hanya kepada
Allah SWT saja kita ucapkan puji dan syukur atas segala ni’mat yang senantiasa
Allah limpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam kepada tauladan yang
mulia, Nabi dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (SAW) beserta
keluarga, para sahabat RA, tabi’in, tabiut tabiahum dan kepada ummat Islam
sepanjang masa dimanapun berada. Semoga kita semua senantiasa istiqamah
menegakkan agama Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al’aalamiin.
Insyaa Allah pada hari ini kita lanjutkan kembali siirah
Rasulullah SAW dengan episode ‘Para Sahabat Muda dari Yathrib, Bagian ke-2’.
Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya pada bagian pertama bahwa bangsa Yahudi
atau keturunan Bani Isra’il di Madinah jika terjadi bentrokan dengan bangsa
Arab di Madinah dalam peperangan atau perkelahian, mereka mengatakan bahwa
Allah akan menolong mereka dengan mengutus Nabi terakhir. Bangsa Yahudi Madinah
memohon pertolongan agar beroleh kemenangan (atas bangsa Arab di Madinah)
dengan mengucapkan, "Ya Allah, tolonglah kami dengan nabi yang akan
dibangkitkan di akhir zaman."
Namun setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka
ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan diutusnya Nabi Muhammad itu (mereka lalu
ingkar kepadanya) disebabkan kedengkian dan takut kehilangan pengaruh. Mereka
mengingkarinya dengan sikap membangkang dan iri karena rasul yang datang kepada
mereka bukan dari bangsa mereka, Banû Isrâ'îl. Padahal sebelumnya, Sifat-sifatnya
sesuai dengan sifat-sifat Muhammad. Ketahuilah bahwa laknat Allah akan menimpa
orang-orang yang membangkang dan ingkar seperti mereka. (QS 2:89)
Makanya begitu Nabi SAW berdakwah tentang Islam kepada para
pemuda dari Yatrib (nama kota Madinah Al Munawwarah sebelum Nabi SAW hijrah),
para sahabat dari suku Khazraj ini langsung menerima dan memeluk Islam saat itu
juga. Para Sahabat RA dari suku Khazraj ini juga menyampaikan kepada Nabi SAW:
Kami meninggalkan keluarga kami dan tidak ada orang yang menjaga mereka dari
serangan tetangga kami. Mungkin dengan pertolongan Allah SWT melalui Rasulullah
SAW akan menyatukan kami. Kami akan kembali kepada keluarga kami sekarang dan
mengajak mereka menerima Islam sebagaimana kami telah memeluknya. Dan jika
Allah SWT menyatukan kami melalui Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW adalah
orang yang paling kami hormati.
Berikut kita kilas balik latar belakang permusuhan yang
terjadi antara bangsa Yahudi dan bangsa Arab serta sesama bangsa Arab; Aus dan
Khazraj di Madinah. Penduduk kota Yathrib (Madinah sekarang) terdiri dari tiga suku
utama, dua di antaranya adalah bangsa Arab dan satu dari bangsa Yahudi.
Suku-suku Arab adalah Awus dan Khazraj. Sedangkan orang-orang Yahudi akan kita bahas
secara terpisah pada episode yang lain, tapi mereka terdiri dari keturunan atau
banu Nadir, banu Qaynuqa dan bani Quraytsa. Kota Yathrib pernah menjadi kota
berkembang - relatif modern. Yathrib adalah salah satunya daerah di seluruh
dunia Arab di mana ada orang-orang Yahudi.
Hal utama yang memicu suku Khazraj (dan juga suku Aus
dengan faktor yang sama) memeluk Islam adalah banyaknya para pemuka atau
sesepuh suku Khazraj dan Aus yang meninggal dalam beberapa pertempuran kecil
sampai peperangan besar yang disebut sebagai Pertempuran atau Peperangan Bu’ats.
Jadi pertempuran Bu’ats ini adalah perang saudara, perang sesama bangsa Arab, antara
suku Aus dan Khazraj di Madinah yang terjadi beberapa kali bahkan bergenerasi. Informasi
mengenai pertempuran antara suku Aus dan Khazraj ini terdapat dalam beberapa
hadits yang diriwayatkan oleh Aishah RA bahwa pertempuran Bu’at mempunyai
hikmah yang besar bagi dakwah Rasulullah SAW kepada bangsa Arab di Madinah
kelak.
Dalam hadits Shahih Bukhari No. 3637 dan Musnad Ahmad No.
23184, Aishah RA berkata: Hari Bu’ats (peristiwa peperangan antara kaum Aus dan
Khazraj - dua kabilah terbesar di Madinah) adalah hari yang dipersembahkan Allah
Azza waJalla kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW datang (diutus) dan
menyampaikan dakwah kepada penduduk Madinah (yang datang menunaikan Haji) dalam
keadaan para pemimpin mereka telah bercerai berai dan para pembesar mereka
telah terbunuh. Sehingga para penduduk Madinah (yang datang menunaikan Haji)
masuk Islam degan senang Karena Allah Azza waJalla dan Rasulullah SAW.
Pertempuran-pertempuran kecil telah terjadi antara suku
Aus dan suku Khazraj. Beberapa kali pertempuran kecil ini memicu atau menjadi
pertempuran yang lebih besar dan sampai akhirnya terjadi pertempuran besar;
Pertempuran Bu’ats. Pertempuran atau perperangan Bu’ats ini terjadi sekitar 4-5
tahun sebelum Nabi SAW Hijrah ke Madinah atau sekitar 3 tahun sebelum pertemuan
para pemuda dari suku Khazraj dengan Nabi SAW. Pada pertempuran Bu’ats para
senior (sesepuh) dan para pemimpin dari kedua suku telah banyak yang terbunuh. Pertempuran
Bu’ats ini telah melahirkan generasi muda yang telah bosan melihat pertumpahan
darah dalam setiap kali perperangan yang terjadi sesama bangsa Arab – dari
kedua suku besar di Yathrib - suku Aus dan suku Khazraj.
Para ulama siirah Rasulullah SAW menyebutkan bahwa
pertempuran Bu’ats ini adalah hasil kerja atau politik adu domba Yahudi di Yathrib
terhadap bangsa Arab dalam mempertahankan keberadaan dan penguasaan Yahudi atas
tanah-tanah subur di Yathrib. Pada awalnya Aus dan Khazraj hanya sebagai petani
penggarab tanah subur yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Suku Aus dan suku
Khazraj memerangi bangsa Yahudi di Yathrib sehingga mereka dapat merebut dan menjadi
pemilik sebagian tanah subur di Yathrib. Sesudah bangsa Arab di Yathrib (Aus
dan Khazraj) berusaha beberapa kali memerangi bangsa Yahudi Yathrib, maka
kekuasaan bangsa Arab atas kota Yathrib yang makmur dan subur dengan pertanian
dan air itu menjadi lebih besar lagi. Siasat bangsa Arab ini telah berhasil dengan
baik sekali.
Tetapi pihak Yahudi sendiri kemudian menyadari akan
bencana yang menimpa diri mereka itu. Permusuhan dan kebencian pihak Yahudi
Yathrib terhadap Aus dan Khazraj makin mendalam, Aus dan Khazrajpun demikian
juga terhadap Yahudi. Maka orang-orang Yahudi merubah siasat, mereka menempuh
suatu cara bukan mencari kemenangan dalam pertempuran, melainkan dengan
menggunakan siasat memecah-belah. Mereka melakukan intrik di kalangan Aus
dengan Khazraj, menyebarkan provokasi permusuhan dan kebencian di kalangan
mereka, supaya masing-masing pihak selalu bersiap-siap akan saling bertempur.
Dengan terjadinya pertempuran antara bangsa Arab sendiri,
antara suku Aus dan suku Khazraj maka dengan demikian berhasillah propaganda Yahudi
itu. Pada pertempuran Bu’ats suku Aus dan suku Khazraj banyak yang terbunuh
sementara bangsa Yahudi dapat mendapat keuantungan dari pertempuran Bu’ats tersebut.
Yahudi Yathrib sekarang dapat memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka.
Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali, termasuk
rumah-rumah dan harta tidak bergerak lainnya. Dengan demikian Yuhudi kembali
menguasai kota Yathrib dan menjadi kota perdagangan yang lebih maju.
Belasan atau puluhan kali pertempuran kecil dan
pertempuran besar antara suku Aus dan suku Khazraj ini telah membuat generasi
muda bangsa Arab berfikir. Mereka telah bosan bertempur, mereka menginginkan
sesuatu yang baru dan sesuatu yang akan memberikan makna, tujuan dan kehidupan
yang lebih baik. Memang anak-anak muda lebih mudah untuk berubah sedangkan
orang-orang tua terjebak pada paradigm lama/kuno mereka. Maka pertemuan enam
orang anak muda suku Khazraj sedang melakukan ibadah Haji ke Makkah telah
memberikan harapan kepada bangsa Arab untuk mencapai hidup yang lebih bermakna.
Ternyata enam orang para pemuda dari suku Khazraj yang
telah kita sebut pada bagian pertama para sahabat muda dari Yathrib, bukanlah orang
pertama yang telah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di Makkah. Sebelum Nabi SAW
bertemu dengan anak-anak muda dari suku Khazraj ini, ada indikasi bahwa khabar atau
siar Islam telah mencapai Yathrib, jauh sebelum terjadi perang Bu’ats yang
banyak menewaskan pemuka atau pemimpin kedua suku bangsa Arab Aus dan Khazraj. Hal
ini terungkap dari kisah berikut.
Salah satunya adalah kisah Suwaid Ash-Shamit. Suwaid
Ash-Shamit adalah salah seorang bangsawan atau kaum terpelajar dari suku Aus, dia
adalah penyair dari Yathrib. Sebagaimana kita ketahui bahwa kaum musyrikin Quraisy
Makkah, karena mereka tidak percaya kepada wahyu yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW, mereka kadang menyebut Beliau SAW (na’udzubillah) sebagai
penyihir atau penyair. Suwaid ibn Shamit telah mendengar informasi keberadaan Nabi
Muhammad SAW dari Quraisy Makkah. Jauh sebelum pertempuran Bu’ats, pada fase
atau permulaan atau awal Islam, yaitu ketika Nabi SAW melakukan dakwah damai, Suwaid
ibn Shamit mencari Nabi SAW pada saat melakukan Haji ke Makkah.
Suwaid ibn Shamit mengatakan, “Saya telah mendengar Anda (Nabi
SAW) memiliki syair yang bagus. Barangkali yang ada padamu itu sama dengan apa yang
ada padaku.” Nabi SAW menanyakan apa syair yang ada atau yang dimiliki Suwaid
bin Shamit. Suwaid Ash-Shamit menjawab, “Kata-kata mutiara oleh Luqman.” Lalu Nabi
Muhammad SAW mempersilahkan Suwaid Ash-Shamit membacakannya. Setelah mendengar
syair Suwaid, Nabi SAW mengatakan bahwa memang itu kata-kata yang bijak. Tetapi
apa yang ada pada Nabi SAW lebih utama tentunya, karena wahyu atau ayat-ayat
Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk yang terang bagi ummat Manusia.
Lalu Nabi SAW membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada Suwaid.
Suwaid ibn Shamit tertegun dan sangat terkagum dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang
dibacakan oleh Nabi SAW. Suwaid Ash-Shamit berkata kepada Nabi SAW, “Biarkan
aku memikirkan tentang hal ini.” Karena bagi Suwaid ayat-ayat Al-Qur’an yang
dibacakan oleh Nabi SAW adalah syair yang mempunyai makna yang sangat mendalam.
Suwaid ibn Shamit kembali ke Yathrib dan di tahun ketika terjadi pertempuran Bu’ats,
Suwaid Ash-Shamit merupakan salah seorang yang meninggal dalam pertempuran. Di
kemudian hari setelah suku Aus juga memeluk Islam, para sahabat dari suku Aus
mengatakan, “Kami yakin ia (Suwaid Ash-Shamit) meninggal sebagai seorang Muslim.”
Sebelum kita tutup, perhatikan bahwa Allah SWT membuka
hati orang-orang muda bangsa Arab Yathrib untuk menerima Islam karena
kesombongan dan ancaman orang-orang Yahudi Yathrib seperti disebutkan dalam
surat Al-Baqarah ayat 89 di atas. Alasan lain kenapa bangsa Arab Yathrib menerima
Islam adalah karena akibat pertempuran antara suku Khazraj (خزرج) suku dan Aus (أوس)
selama bertahun-tahun dan pertempuran besar Bu’ats telah menewaskan banyak
pemuka dan pemimpin dari kedua suku yang meninggal. Para pemuda dari kedua suku
telah bosan melihat pertumpahan darah dan mereka ingin hidup yang lebih baik
setelah pertempuran besar Bu’ats. Selain itu, orang-orang muda darimanapun, biasanya
lebih fleksibel dan berpikiran terbuka terhadap hal-hal baru daripada
orang-orang tua yang umumnya keras kepala dan kaku dalam berpikir dan tindakan
mereka.
Jadi para pemuda bangsa Arab dari Yathrib ini juga akrab
dengan agama yang memuja satu Tuhan saja, yang mereka lihat dan dengar dari
bangsa Yahudi di Yathrib. Oleh karena itu, lebih mudah bagi mereka untuk
menerima ajaran Islam. Enam orang anak muda yang mulia dari suku Khazraj ini,
setelah bertemu dengan Nabi SAW dan memeluk Islam, berjanji kepada Nabi SAW
bahwa mereka akan menyebarkan dakwah Islam di antara orang-orang mereka. Pertemuan
ini terjadi selama tahun ke-11 dari perioda kenabian seperti yang telah kita
bahas sebelumnya di bagian pertama kisah para pemuda dari Yathrib.
Demikian kita cukupkan sampaikan disini. Insyaa' Allah
minggu depan akan kita lanjutkan kembali episode siirah Rasulullah SAW. Kalau
ada yang salah, itu semua berasal dari saya sebagai makhluk yang tidak luput
dari salah, tolong dikoreksi semua kesalahan tersebut. Saya memohon ampun
kepada Allah Azza waJalla atas semua kesalahan dan kekhilafan dalam tulisan
ini. Semua yang benar berasal dan milik Allah yang Maha Mengetahui.
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Saya bersaksi bahwa Muhammad SAW
adalah utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.