Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
Alhamdulillahi Rabb al'aalamiina. Sungguh hanya kepada Allah SWT saja kita ucapkan puji dan syukur atas segala ni'mat yang senantiasa Allah limpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam kepada tauladan yang mulia, Nabi dan Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam (SAW) beserta keluarga, para sahabat RA, tabi'in, tabiut tabiahum dan kepada ummat Islam sepanjang masa dimanapun berada. Semoga kita semua istiqamah menegakkan agama Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Insyaa Allah hari ini kita lanjutkan kembali siirah Rasulullah SAW dengan episode dakwah Rasulullah SAW tentang kekerasan atau teror fisik yang dilakukan kaum musyrikin Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. Pada episode sebelumnya sudah kita bahas mengenai puncak perlawanan musyrikin Quraisy secara system (tradisi) bangsa Arab, yaitu melobi, meminta, mendesak bahkan memboikot Abu Thalib dan kaumnya untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW dan menyerahkan Nabi Muhammad SAW kepada kaum musyrikin Quraisy. Perlawanan kaum musyrikin Quraisy secara system (tradisi) telah gagal untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW untuk menyampaikan ajaran Islam kepada ummat Manusia.
Disamping perlawanan secara system (tradisi), kaum musyrikin Quraisy juga melakukan tindakan kekerasan secara fisik seperti intimidasi, pemukulan, penganiayaan bahkan pembunuhan terhadap ummat Islam di Makkah pada saat itu. Kekerasan atau teror fisik ini tidak saja dialami oleh para Sahabat Radhiya Allahu 'Anhum (RA) tetapi juga kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW tidak luput dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy karena ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setelah memasuki fase dakwah terbuka yang dilakukan Rasulullah SAW dan para Sahabat RA, kaum musyrikin Quraisy sangat terusik terutama para pembesar musyrikin Quraisy. Apalagi ketika mereka melihat para pengikut Nabi SAW kian hari kian bertambah. Berbagai upaya, baik dengan cara yang halus, lembut, rayuan ataupun tawaran hadiah telah mereka lakukan untuk menghentikan laju dakwah ajaran Islam, namun semuanya tidak membuahkan hasil. Hingga kemudian para pembesar Quraisy memutuskan untuk melakukan tekanan-tekanan lebih keras. Yaitu dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau teror fisik.
Salah seorang pembesar kaum musyrikin Quraisy yang juga merupakan paman Nabi SAW, yaitu Abu Lahab sering melakukan intimidasi dan penghinaan kepada Rasulullah SAW sejak awal dakwah terbuka Nabi SAW. Bahkan penghinaan yang ditunjukkan oleh Abu Lahab beserta istrinya, diabadikan dalam Al-Qur`an surat Al-Lahab atau Al-Masad. Allah SWT berfirman, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut." (QS 111:1-5)
Abu Jahal, salah seorang pembesar kaum musyrikin Quraisy, juga tak henti-hentinya melakukan kekerasan fisik kepada Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan di dalam hadits shahih Muslim No. 5005 dan musnad Ahmad No. 8475. Abu Hurairah RA berkata: Abu Jahal bertanya, "Apakah Muhammad (SAW) menundukkan wajahnya (di tanah) di tengah-tengah kalian?" Ada yang menjawab, "Ya." Ia berkata (na'udzubillah), " Demi Lata dan Uzzah, bila aku melihatnya melakukan seperti itu, aku akan menginjak lehernya atau aku akan benamkan wajahnya di tanah."
Abu Hurairah RA berkata, "Ia kemudian mendatangi Rasulullah SAW saat Beliau tengah shalat, ia hendak menginjak leher Beliau. Tidak ada yang mengejutkan mereka selain ia (Abu Jahal) mundur dan melindungi diri dengan tangan. Ada yang bertanya padanya: Kamu kenapa? Ia menjawab: Antara aku dan dia (SAW) ada parit dari api, huru hara dan banyak sayap." Rasulullah SAW bersabda, "Andai ia mendekatiku, malaikat akan menyambar anggota badannya satu per satu."
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur`an surat Al-Alaq. Allah SWT berfirman, "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? yaitu Abu Jahal Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya." (QS 96:6-19)
Dalam peristiwa ini, Allah Azza wa-Jalla melindungi Nabi SAW dengan mengirim Malaikat untuk mendorong Abu Jahal sehingga rencana Abu Jahal untuk menginjak (na'udzubillah) leher Rasulullah SAW gagal. Tetapi, seperti juga penderitaan para Sahabat RA terhadap kekerasan atau teror fisik kaum musyrikin Quraisy ini, Nabi Muhammad SAW tidak luput dari penderitaan fisik. Salah satunya adalah kekerasan fisik yang dilakukan oleh tokoh lain yang juga sangat keras menentang dakwah Rasulullah SAW, yaitu 'Uqbah bin Mu'aith.
Kisah berikut dapat dilihat dalam hadits shahih Bukhari No. 4441 dan musnad Ahmad No. 6614. Urwah bin Zubair RA berkata kepada Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, "Kabarkanlah kepadaku perbuatan paling kejam yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Rasulullah SAW." Dia berkata, "Ketika Rasulullah sedang shalat di halaman Ka'bah tiba-tiba `Uqbah bin Abi Mu'aith menghampiri Beliau dan menarik bahunya (SAW) serta melilitkan bajunya ke leher Beliau dan mencekiknya kuat-kuat. Kemudian Abu Bakar RA mendekatinya, lalu dia menarik bahunya dan mendorongnya dari Rasulullah SAW seraya berkata: Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: Rabbku adalah Allah, padahal telah datang kepadamu keterangan-keterangan dari Rabbmu."
Teror fisik kaum musyrikin Quraisy berikut dapat dilihat dalam hadits shahih Bukhari No. 233, shahih Muslim No. 3349 dan lain-lain. Ketika Rasulullah SAW shalat di dekat Ka'bah, Abu Jahal dan beberapa musyrikin Quraisy sedang duduk-duduk di majelis mereka dekat Beliau shalat. Ketika itu seorang dari mereka yang berkata, "Siapa yang dapat mendatangkan isi perut (jeroan) unta yang baru disembelih milik fulan, lalu dia kumpulkan kotorannya, darah dan plasenta (ari-ari), kemudian letakan di punggung Muhammad (SAW) saat dia (SAW) sujud?"
Maka berangkatlah orang yang paling celaka diantara mereka, kemudian dia kembali dengan membawa kotoran unta. Dia menunggu Nabi SAW sujud untuk meletakkan kotoran tersebut. Maka ketika Rasulullah SAW sujud, orang itu meletakkan kotoran-kotoran unta itu di antara dua bahu Beliau. Nabi SAW tetap dalam keadaan sujud, sementara mereka tertawa terpingkal-pingkal sambil saling mendorong sesama mereka. Lalu ada seseorang menemui Fatimah RA, maka Fatimah RA bergegas mendatangi Nabi SAW yang saat itu masih dalam keadaan sujud (tidak bisa mengangkat kepala Beliau). Setelah Fatimah RA membersihkan kotoran-kotoran unta tersebut dari Beliau, Fatimah RA mencela kaum musyrikin Quraisy tersebut.
Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan shalat, Beliau SAW berdo'a, "Ya Allah kuserahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu." Kemudian Nabi SAW menyebut satu persatu nama-nama mereka, "Ya Allah kuserahkan (urusan) 'Amru bin Hisyam (Abu Jahal) kepada-Mu, 'Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Al Walid bin 'Utbah, Umayyah bin Khalaf, 'Uqbah bin Abu Mu'aith dan 'Umarah bin Al Walid." Kaum musyrikin Quraisy berhenti tertawa dan khawatir atau takut dengan do'a Beliau SAW karena mereka juga meyakini bahwa Ka'bah adalah tempat berdo'a yang mustajab.
Di kemudian hari setelah Ummat Islam mengalahkan kaum musyrikin Quraisy pada perang Badar. 'Abdullah bin Mas'ud RA berkata, "Demi Allah, aku melihat orang-orang yang disebut Nabi SAW tersebut (dalam do'a Beliau pada peristiwa di atas) semuanya terbunuh pada perang Badar. Kemudian mereka dibuang ke lembah/sumur Badar, kecuali Umayyah karena dia adalah seorang yang berbadan besar dan ketika para Sahabat RA hendak menyeretnya, anggota badanya terputus-putus sebelum dilempar kedalam sumur/lembah."
Catatan pinggir bahwa do'a yang Rasulullah SAW ucapkan bukan karena siksaan yang mereka lakukan terhadap Rasulullah SAW. Akan tetapi disebabkan oleh orang-orang musyrik Quraisy itu mendustakan dan tidak mau beriman kepada Rasulullah SAW. Inilah kemulian akhlak Rasulullah SAW, meskipun sejak awal dakwah selalu mendapat gangguan dan teror, namun Beliau SAW tidak pernah mendoakan keburukan, tetapi justru menyerahkan kepada kehendak Allah. Dalam peristiwa lain Rasulullah SAW mendoakan kaum yang menentang dakwah Beliau, agar mereka (atau keturunan mereka) memperoleh hidayah dari Allah Azza wa Jalla. Perilaku luhur ini sangatlah pantas dijadikan sebagai panutan dalam kesabaran dan berdakwah.
Kisah kekerasan musyrikin Quraisy banyak banyak dijumpai dalam riwayat-riwayat yang shahih. Padahal Rasulullah SAW merupakan orang terpandang dan masih ada paman Beliau, yaitu Abu Thalib yang memberikan perlindungan (secara tradisi Arab) kepada Beliau. Meski demikian, musyrikin Quraisy tetap melakukan teror kepada Rasulullah SAW. Puncak dari kekerasan atau teror fisik ini adalah usaha membunuh Rasulullah SAW pada akhir fase dakwah secara terbuka. Sebelum rencana tersebut terlaksan, Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Catatan pinggir bahwa seperti kisah-kisah lainnya, tidak ada kepastian tanggal kapan terjadinya. Para Sahabat RA yang mengalami kekerasan fisik dari kaum musyrikin Quraisy pada saat itu lebih memikirkan bagaimana mempertahankan keimanan kepada Allah Azza wa Jalla dan kepada Rasulullah SAW. Lagi pula tradisi Arab pada saat itu tidak atau belum mengenal penanggalan. Kita ummat Islam yang belakangan tidak mengetahui dengan persis peristiwa mana yang terjadi lebih dahulu dan mana yang terjadi belakangan. Para ulama mencoba menyusun kepingan-kepingan khisah ini berdasarkan sumber yang ada yaitu Al-Qur'an, Hadits dan ijtihad para ulama salaf (terdahulu).
Begitulah teror atau kekerasan fisik yang dilancarkan kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah SAW. Dari kisah-kisah ini dapat kita tarik pelajaran bahwa selamanya orang-orang kafir tidak suka (sangat membenci) kepada agama Islam dan Ummat Islam. Bagaimanapun usaha orang-orang kafir tersebut, mereka tidak akan bisa melenyapkan din (agama) Allah ini. Allah SWT berfirman dalam surat Ash-Shaf ayat 8, "Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (QS 61:8)
Demikian kita cukupkan sampaikan disini dulu. Insyaa' Allah minggu depan akan kita lanjut dengan episode lain dari Siirah Nabi Muhammad SAW. Kalau ada yang salah, itu semua berasal dari saya sebagai makhluk yang tidak luput dari salah, tolong dikoreksi semua kesalahan tersebut. Saya memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla atas semua kesalahan dan kekhilafan dalam tulisan ini. Semua yang benar berasal dan milik Allah yang Maha Mengetahui.
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalam