Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Teman2, hari ini agak berbeda dengan hari2 jum'at sebelumnya. Bukan cuman karena hari ini perayaan natal (kelahiran) Nabi Isa AS versi paulus (trinitas) tetapi lebih kepada Ummat Islam seluruh dunia menjadi sasaran propaganda atau gazwul fikri (perang pemikiran) dari non Muslim. Hal ini sangat terasa sekali dan tempampang di depan mata kita terutama di tanah air, baik melalui media sosial, media cetak, maupun media audio-visual (radio dan TV).
Untuk itu, insyaa' Allah akan saya coba sharing rangkumam beberapa kajian terutama mengenai ghazwul atau gazwul fikri dan sikap kita Ummat Islam kepada orang Kristen (penganut paham Trinitas).
Gazwul Fikri (غزو الفكر) atau perang atau invansi pemikiran adalah istilah yang digunakan Ummat Islam terhadap segala aktivitas non fisik yang dilakukan oleh Non Muslim untuk menjauhkan Muslim dari Aqidah agama Islam, tidak bangga dengan identitas sebagai Muslim, tidak memcontoh akhlak Rasulullah, pemikiran liberal, pelucutan akidah dalam arti tidak masalah secara identitas agamanya Islam tapi perilaku sehari-harinya jauh dari tuntutan Islam (sekularisme), bahkan permutadan.
Jadi Gazwul Fikri adalah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran ummat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.
Gazwul Fikri bukan sikap paranoid Ummat Islam terhadap musuh-musuh Islam tapi Gazwul Fikri lahir dari pelajaran yang diambil dari Al Qur'an yaitu kisah bujuk rayu Setan atau Iblis laknatullah terhadap bapak manusia Nabi Adam AS (QS. al-Baqarah : 30-38, Al A'raf : 11-25).
Sebagai manusia pertama yang Allah berikan kelebihan ilmu padanya, ternyata hal ini mengundang kecemburuan Iblis laknatulah. Iblis yang merasa lebih senior, apalagi secara strata dia terbuat dari api sementara Adam AS cuma sekedar dari tanah. Maka terjadilah pembangkangan Iblis atas perintah Allah, ketika Allah memerintahkannya bersujud kepada Adam AS. Padahal, selama ini Iblis taat pada semua perintah Allah. Tak pernah sekalipun Iblis mengundang amarah Allah.
Tapi semuanya berubah dalam sekejap hanya gara-gara munculnya kesombongan pada diri Iblis. Dia merasa dirinyalah yang paling hebat. Akhirnya, Allah mengusir Iblis dari jannah. Maka tinggallah Adam AS dan Siti Hawa di dalam jannah. Allah mempersilahkan mereka menikmati semua isi jannah, kecuali satu pohon saja.
Dibakar dendam yang membara kepada Adam AS, Iblis (mungkin karena sudah kepalang basah harus jadi penghuni neraka) mencuri-curi dengar informasi apa saja yang Allah sampaikan kepada Adam AS. Maka ketika dia tahu firman Allah tentang larangan mendekati salah satu pohon, Iblis pun mulai merancang strategi bagaimana cara mempengaruhi Adam AS dan Siti Hawa agar mau mendekati 'pohon terlarang' tersebut.
Iblislah peletak dasar ghazwul fikri (perang pemikiran). Bagaimana uletnya Iblis melakukan pendekatan kepada Adam AS dan Siti Hawa dengan berperan seperti musang berbulu domba. Berpura-pura baik, bahkan ingin dikesankan sebagai penasehat setia. Strategi demi strategi terus dilancarkan tanpa pernah mengenal putus asa. Semata karena Iblis sudah terlanjur akan menjadi penghuni Neraka yang paling kekal. Maka dia akan memanfaatkan kesempatan hidup di dunia ini dengan mencari teman sebanyak-banyaknya untuk kelak menjadi penghuni neraka.
Dengan ketekunannya, Qadar Allah (atas kehendak Allah) akhirnya Iblis berhasil melakukan brain storming (cuci otak) kepada Adam AS dan Siti Hawa. Memutarbalikkan fakta, yang hak menjadi nampak batil sementara yang batil terlihat hak. Sehingga Adam AS dan Siti Hawa tergelincir dari Surga/Jannah.
Begitu juga dengan para Nabi dan Rasul setelah Nabi Adam AS. Allah menyebutkan bahwa setiap Nabi atau Rasul ada musuhnya, yaitu setan2 yang terdiri dari jin dan manusia.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS 6:112)
Begitu juga dengan Ummat Nabi Muhammad SAW juga ada manusia dari golongan setan yang menjadi musuh bedasarkan hadits Rasulullah SAW dari Abu Dzar Al Ghifari RA berikut:
Abu Dzar berkata, Aku mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau berada di masdjid, aku pun duduk dan beliau bersabda: Wahai Abu Dzar, sudahkah engkau shalat? Aku menjawab, Belum. Beliau bersabda: Berdiri dan shalatlah! Aku pun berdiri shalat, lalu aku menemui beliau lagi dan duduk, beliau bersabda kepadaku: Wahai Abu Dzar, berlindunglah pada Allah dari gangguan setan manusia dan jin. Aku bertanya, Wahai Rasulullah, apakah ada setan dari manusia? Beliau menjawab: Ya.
HR Musnad Ahmad 20566 dan Sunan Nasa'i 5412.
Allah SWT mengadakan musuh-musuh yaitu setan dari Manusia dan Jin untuk Para Nabi dan Rasul. Begitu juga Nabi kita Muhammad SAW juga mempunyai musuh setan baik Iblis laknatullah sendiri maupun dari golongan Manusia dan Jin. Dalam beberapa penggalan siirah Nabi SAW disebutkan bahwa Iblis beberapa kali menjelma dalam bentuk manusia dan menghasut kaum kafir Quraisy di Makkah pada saat itu untuk membunuh Nabi SAW juga dalam perang Badar dan lain-lain kesempatan.
Adapun setan dari golongan manusia, Nabi SAW pernah menyebutkan Abu Jahal adalah Fir'aun ummatku pada saat sahabat berhasil membunuh Abu Jahal di perang badar (HR Musnad Ahmad 3633).
Begitu juga ummat Nabi SAW yaitu Abu Hurairah RA pernah didatangi oleh setan dalam wujud manusia dan Nabi SAW memberitahukan Abu Hurairah bahwa setan telah berkata benar padamu, padahal setan adalah pendusta. Maksudnya apa yang dia (setan) katakan adalah kalimatul haq (perkataan yang benar) yang diambil dari Al Qur'an yaitu fadhila/keutamaan ayat kursi, tapi dia punya maksud lain - tentu maksud jahad karena setan adalah musuh yang nyata bagi ummat manusia (HR Shahih Bukhari No 3033 & 4624).
Dari ayat Al Qur'an dan Hadits di atas, kita dapat mengetahui bahwa setan bisa berasal dari golongan manusia dan jin. Mungkin setan dari golongan jin tidak akan terlihat oleh mata kita karena bersifat ghaib, namun setan berupa manusia bisa saja sekarang berada di dekat kita. Setan dari jenis manusia ini lebih sulit untuk diketahui dan dihindari, mungkin mereka tidak akan berpenampilan layaknya setan yang menakutkan seperti yang ada pada bayangan kita, namun mungkin saja mereka berpenampilan rapih, terdidik dan perkataannya benar tapi dalamnya ternyata seperti setan.
Bagaimana dengan Ummat Islam di zaman sekarang ini, siapa musuh yang melakukan gazwul fikri (perang pemikiran) terhadap Ummat Islam?
Sebagai Ummat Islam tentu saja rujukan kita jelas yaitu Al Qur'an, Hadits dan Ijma' para ulama. Dalam Al Qur'an surat As Saff ayat 8 yang terjemahan sebagai berikut:
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
Menurut tafsir bahwa "mereka" dalam ayat ini adalah bani Isra'il. Sebagaimana kita ketahui bahwa bani Isra'il yang hidup di zaman kita sekarang adalah Zionis dan Kristen karena dua-duanya bersumber pada Yahudi dan Nasrani (yang juga Yahudi). Dan kita tahu juga bahwa Agama Yahudi hanya buat keturunan Yahudi saja. Meskipun aslinya agama Nasrani hanya untuk Yahudi tetapi di zaman sekarang Agama Kristen (penganut Trinitas versi Paulus) disebarkan oleh mereka kepada siapa saja yang bisa mereka rekrut dan dijadikan domba-domba Kristen.
Dalam Hadits Riwayat Abu Daud No 3746 dan Musnad Ahmad No 21363 disebutkan bahwa setelah Rasulullah SAW wafat, Ummat Islam akan diperebutkan oleh musuh-musuh Islam (persekutuan bangsa bangsa) seperti layaknya orang rebutan makanan di atas meja. Para Sahabat heran dan bertanya apakah jumlah kita (Ummat Islam) sedikit pada saat itu yaa Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab bahkan kalian (Ummat Islam) pada saat itu banyak, tapi kalian bagaikan buih di genangan air atau sungai.
Dari fakta sejarah kita tahu bahwa kolonialisme atau penjajahan dunia barat atas negara-negara Islam di bawah bendera atau atas nama salib. Dan kekuatan salib berhasil menyelinap di balik misi kolonialisme yang tujuannya Gold, Gospel and Glory. Misi Gospel adalah penyebaran agama Kristen ke dunia Islam.
Allah berfirman dalam Al Qur'an bahwa:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah: 120)
Catatan pinggir bahwa Kristen tidak mampu mengkristenkan ummat Islam seperti perkataan Samuel Marinus Zwemer (1867 - 1952) Musuh Islam berikut:
"Tujuan kami bukan untuk mengkristenkan ummat Islam, ini tidak akan sanggup kita melaksanakannya. Tetapi target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari agamanya (Islam). Ini yang harus kita capai, walaupun mereka tidak bergabung dengan kita" (Misionaris Amerika, Samuel Marinus Zwemer).
Jadi apa sebenarnya tujuan musuh Islam tersebut?
1. Musuh Islam berusaha merusak sendi – sendi Islam dan tidak memberi kesempatan untuk memulai kehidupan secara Islami. Dengan kata lain ummat Islam tidak boleh membangun masyarakat berdasarkan nilai – nilai Islam. Media yang mereka gunakan beragam dari Internet, Film, Sinetron, Iklan, Fashion, Life Style, dll. Serangan ini lambat laun akan merusak akhlak, mengacaukan ideologi bahkan sampai murtad. Setelah itu ummat Islam akan melepaskan ketauhidan kepada Allah dan berwala' (loyal) kepada kaum kafir.
2. Musuh Islam takut ketika kita menjadikan Islam sebagai Dien (dalam arti sebenarnya, bukan hanya agama), sebagai sistem hidup kita (way of life). Oleh karena itu disebarkanlah teori – teori sekularisme, pluralisme, paham – paham atheis, dan pemikiran lain yang bertentangan dengan Islam. Mengaburkan nilai – nilai kebenaran, menebarkan keragu – raguan dalam ber-Islam maupun dengan menebarkan kesesatan. Tujuan mereka supaya ummat Islam meragukan kebenaran agama Islam itu sendiri. Padahal Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.." (QS. Ali Imran : 19)
3. Musuh Islam melakukan penyerangan pemikiran agar kemudian lahirlah generasi Muslim yang tidak berkepribadian. Ummat Islam tidak percaya diri untuk menampakkan identitas ke-Islaman. Nama - nama, mode pakaian, bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari barat. Sebagian tokoh mereka mengatakan bahwa apabila ingin maju kita harus menjiplak barat seutuhnya. Inilah krisis yang paling berbahaya, krisis identitas atau kepribadian.
4. Musuh Islam melakukan pemurtadan atau menumbangkan aqidah dengan segala cara.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imran : 149).
Ketika pikiran ummat Islam sudah tercemari, gaya hidup sudah terwarnai, tidak ada lagi Identitas Islam yang tersisa, maka tumbanglah aqidah ummat Islam.
Lantas bagaimana caranya atau metoda musuh-musuh Islam ini menyerang (menginvansi) pemikiran ummat Islam? Para pakar Dakwah Islam membaginya dalam beberapa kelompok berikut:
1. Menimbulkan keragu-raguan dan pendangkalan dalam jiwa kaum muslimin terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran utama dalam metoda ini adalah validitas sumber-sumber hukum islam, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh para musuh Islam untuk menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka menuduh bahwa isi Al Qur'an sudah tidak rasional agar kaum muslimin tidak lagi mengkajinya.
2. Pengaburan kebenaran ajaran Islam. Adalah upaya musuh Islam untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan cara menggambarkan Islam secara buruk. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dan lain-lain. Tentunya julukan tersebut tidak hanya sebagaihinaan semata bagi kaum muslimin, melainkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum muslimin mulai tidak bangga terhadap agamanya sendiri.
3. Berupaya mencampuradukan antara pemikiran dan budaya Islami dengan pemikiran dan budaya Jahiliyah. Tujuanya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran dan budaya Islami dengan pemikiran dan budaya kufur, sehingga Ummat Islam tidak tahu lagi mana pemikiran dan budaya Islami dan mana yang bukan.
4. Melakukan pembaratan (westernisasi), yaitu mendorong kaum muslimin untuk menyenangi dan menerima pemikiran, kebudayaan dan gaya hidup orang-orang barat. Musuh Islam berusaha keras untuk mengeringkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum muslimin dan mengisinya dengan nilai-nilai barat yang menyimpang.
Musuh Islam bukan saja menggunakan berbagai cara tapi juga mereka menggunakan berbagai sarana sebagaimana ayat Allah di dalam Al Qur'an kepada Iblis laknatullah surat Al Isra ayat 64 berikut:
Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Sarana berikut digunakan oleh Musuh Islam dalam menyerangan pemikiran Ummat Islam:
1. Pers dan media informasi, dalam dunia modern, pers menempati posisi yang sangat penting, antara lain adalah dapat membentuk opini ummat. Bahkan sering dikatakan bahwa barangsiapa yang menguasai pers, berarti dapat juga menguasai dunia. Kalau yang menguasai pers itu adalah orang mukmin, yang benar-benar paham dengan dakwah dan memang merupakan Da'i, maka pers yang diterbitkanya tentu tidak akan menurunkan tulisan-tulisan yang merugikan Islam, memojokkan kaum muslimin atau menyakiti umat Nabi Muhammad SAW. Tetapi kenyataan yang membuktikan, di dunia ini tak sedikit pers yang menurunkan aneka bentuk tulisan yang substansi isinya bukan hanya memojokkan Islam, menyakiti hati kaum mukmin, menghina Nabi SAW serta melecehkan Al Qur'an, tetapi lebih dari sekedar itu. Musuh-musuh Islam telah menggunakan media sebagai corong yang efektif untuk merontokkan ke-Islaman kita. Dan keadaan bisa bertambah buruk lagi, kalau para pemimpin ummat Islam bukanya memihak Islam, tapi justru memihak dan membela musuh-musuh Allah SWT. Na'udzu biillah min dzaalik!
2. Pendidikan, melalui beasiswa pelajar di negeri barat, perlahan mereka menyimpangkan pandangan kita terhadap Islam. Hingga saat ini sudah banyak mahasiswa yang diberi beasiswa kuliah di luar negeri dan ketika kembali sudah menjadi calon tokoh-tokoh kaum liberal.
3. Hiburan & Olahraga, baik hiburan tradisional maupun modern, hingga reality show sudah mereka manfaatkan. Tidak hanya mendirikan cafe, bioskop, club, lokalisasi, namun juga memanfaatkan radio, televisi, Hp, internet, dan sebagainya. Selain itu mereka juga menyebutkan prestasi olahraga, film, fashion show dll sebagai bentuk kepahlawanan atau prestasi yang pantas dibanggakan, padahal dibalik itu semua banyak perbuatan keji yang ditularkan kepada ummat Islam. Seperti judi, menuman keras, menampakkan aurat dan masih banyak lagi.
4. Yayasan & LSM, dibungkus dalam kemasan Islami seperti bantuan sosial, padahal dibalik itu mereka menawarkan pertukaran harta dengan agama mereka hingga akhirnya masyarakat-masyarakat lemah harta (mustad'afin) menjadi korban pemurtadan.
5. Dan lain lain sarana prasarana yang mana mungkin saja tampak bagus, benar, baik tetapi mempunyai maksud untuk menghancurkan Ummat Islam secara perlahan-lahan, mungkin dalam hitungan detik, jam, hari, munggu, bulan, tahun bahkan generasi.
Layaknya sebuah perang, meskipun perang pemikiran tapi sikap kita sebagai Ummat Islam harus sama dengan seperti menghadapi perang fisik (militer) yaitu mengatur strategy untuk bertahan atau mempertahan diri dan menyerang balik atau menghancurkan musuh Islam. Sehingga ummat Islam dapat mengatakan:
"Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS 17:81).
Untuk mempertahankan diri dan Menyerang balik musuh Islam tidak hanya tugas para Da'i(yah), Utadz(ah), Ulama, Cendikiawan Muslim, tapi adalah kewajiban setiap orang (individu). Untuk itu mari kita rapatkan barisan (berjama'ah), karena seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib RA:
"al haqqu billa nizham yughlibul bathila bi nizham - Kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir".
Strategi Pertahanan Gazwul Fikri:
1. Kembali kepada Al Qur'an dan Hadits. Pergunakan akal pikiran yang dikasih Allah SWT untuk memahami setiap ayat, setiap perintah, setiap larangan dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada alasan lagi bagi seorang Muslim untuk tidak bisa membaca Al Qur'an dan Hadits, karena terjemahan dan tafsir tersedia sangat banyak dan mudah diakses. Sehingga kita semakin faham terhadap dieunul Islam, iman kita semakin kuat dan ketaqwaan kita semakin meningkat derajatnya. Dengan demikian kita sebagai Ummat Islam lebih mencintai Akhirat daripada kehidupan Dunia ini sehingga musuh Islam merasa takut dengan ketaqwaan kita.
2. Senantiasa berserah diri (tawaqal) dan berdo'a terhadap setiap amal ibadah yang kita lakukan. Sebagai makhluk, manusia adalah bersifat lemah dan butuh pertolongan Allah SWT. Kemampuan manusia dibatasi oleh penglihatan, pendengaran dan fisiknya. Banyak peristiwa terjadi diluar jangkauan/kemampuan manusia untuk mengatasinya. Dengan berdo'a kita semakin dekat dengan Allah SWT sehingga kita menjadi lebih kuat menghadapi/mengatasi serangan musuh Islam tersebut. Dalam Al Qur'an banyak sekali contoh kekuatan do'a seperti setan minta dipanjangkan umur, Nabi Zakariya AS mohon anak meskipun istrinya mandul, dan lain lain. Jadi kita sebagai ummat Islam harus yakin dengan kekuatan do'a karena Allah adalah Pemilik, Khalik segala sesuatunya (termasuk musuh Islam).
3. Meningkatkan amal ibadah dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam siirah Nabi SAW sering kita jumpai cerita bahwa para sahabat berlomba-lomba dalam berbuat baik. Dalam beberapa Hadits disebutkan bahwa "... dan diantara mereka ada yang berlomba-lomba dalam kebaikan dengan izin Allah, mereka itulah orang-orang yang masuk syurga tanpa hisab". Di dalam Al Qur'an surat Al Fathir akhir ayat 32 disebutkan "... dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar". Jadi berlomba-lombalah berbuat kebaikan sehingga Allah SWT melindungi kita dari rencana keji musuh Islam.
4. Meningkatkan pendidikan dan menguasai ilmu pengetahuan. Kewajiban setiap ummat Islam untuk membejali dirinya dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan agar kita bisa lebih unggul dari musuh Islam. Setiap muslim(ah) harus memguasai ilmu baik untuk dunia maupun akhirat. Harus ada dari ummat Islam yang menguasai setiap cabang Ilmu dari ayat-ayat Allah baik ayat-ayat Al Qur'aniyah (wahyu) maupun ayat-ayat Al Kauniyah (alam semesta). Setiap muslim(ah) harus mengikuti (menapak tilas) sunah Rasulullah SAW karena setiap segmen dari siirah Nabi SAW adalah saat dimana Al Qur'an diturunkan dan Hadits disampaikan. Dengan semakin terdidik dan fahamnya ummat Islam maka semakin kuat pertahanan ummat Islam terhadap musuh Islam.
5. Berdakwah dan mengajarkan dienul Islam kepada keluarga, kerabat dekat, saudara, lingkungan dan ummat Islam yang masih lemah pemahamannya terhadap dieunul Islam. Dengan demikian semua strategi pertahanan gazwul fikri di atas dapat lebih mudah dan cepat dicapai. Dalam beberapa Hadits Rasulullah SAW bersabda "ballighuu 'annii walau aayah" - Sampaikan dariku sekalipun satu ayat. Perintah berdakwah atau mengajarkan dieunul Islam ini tidak saja tugas para Nabi atau Ulama, tetapi tugas setiap muslim(ah) seperti Firman Allah dalam surat Asy Syuara ayat 214 "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat".
6. Bersabar dalam setiap cobaan dan ikhlas terhadap keputusan Allah SWT. Di dalam surat Al Baqarah ayat 155-157 Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang sabar apabila ditimpa musibah akan mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah SWT. Dalam surat Az Zumar alhir ayat 10 "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". Dalam Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa "tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran".
Disamping bersabar terhadap segala cobaan kita juga diharuskan ikhlas menerima segala ketentuan Allah SWT dan menyadari bahwa apapun yang terjadi sudah ketetapan Allah SWT. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS 57:22)". Jadi bila kita bisa sabar dan ikhlas menerima setiap ketentuan Allah SWT, maka insyaa' Allah tidak akan terasa berat lagi cobaan/ujian tersebut.
Strategy Penyerangan Balik Gazwul Fikri:
1. Berkumpul dalam suatu jamaah atau bersatu untuk menunjukkan bahwa ummat Islam tidak berpecah. Dalam Hadits Shahih Muslim No 3436 dan lain lain, Rasulullah SAW bersabda bahwa "Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jama'ah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa keluar dari ummatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan janji yang telah di buatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya tidak termasuk dari golongannya." Dalam Hadits Imam Baihaqi dan Salman Al Farisi disebutkan bahwa "Kerberkahan dalam Jama'ah". Jadi dengan berjama'ah maka setiap penyerang balik kepada musuh Islam akan membawa hasil/faidah yang berlipat ganda seperti berlipat gandanya shalat berjama'ah dibandingkan dengan shalat sendirian.
2. Menunjuk Pemimpin dalam setiap ekspedisi atau penyerangan balik terhadap musuh Islam. Dari siirah Nabi SAW dapat kita ketahui bahwa setiap Rasulullah SAW mengirim pasukan selalu beliau menunjuk seorang pemimpin. Bahkan dalam perang atau ekspedisi mu'tah atau para jendral, Rasulullah SAW menunjuk 3 (tiga) orang pemimpin atau jendral/komandan perang yaitu Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Ketika ketiga pemimpin tersebut syuhada maka para sahabat mengangkat Khalid bin Walid untuk melanjutkan komando perang. Dalam Hadits Sunan Abu Daud No 2241 Rasulullah SAW bersabda bahwa "Apabila ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin!" Tetapi Allah melarang kita memilih pemimpin dari Yahudi dan Nasrani (QS 5:51).
3. Setiap serangan balik harus dalam koridor system hukum yang berlaku baik secara syariah (Al Qur'an, Hadits dan Ijma' ulama) maupun non syariah. Jangan sampai serangan balik gazwul fikri ini malah menjadi amunisi tambahan bagi musuh Islam atau berbalik menyerang ummat Islam. Pelajari dengan seksama aspek hukum/legalitas dari setiap serangan balik kepada musuh Islam. Gunakan setiap lubang atau celah dari system musuh dengan cerdas untuk menyerang balik musuh Islam. Dalam salah satu segmen siirah Nabi SAW, sahabat Ja'far bin Abu Thalib RA memilih kata-kata yang tepat (cerdas) ketika menjawab tuduhan/hasutan kaum Quraisy kepada Raja Najasyi (Ethiopia) berikut:
"Wahai Raja, sesungguhnya mereka berkata kepada Isa bin Maryam dengan perkataan yang berbahaya. Kirimlah kepada mereka dan tanyakan kepada mereka tentang pendapat mereka."
Maka Raja Najasyi mengirim utusan kepada ummat Islam untuk menanyakannya. Sebelum utusan itu sampai, orang-orang muslim sudah berkumpul, sebagian berkata pada yang lain; Apa yang akan kalian katakan mengenai Isa jika dia menanyakanya kepada kalian?
Mereka menjawab; Demi Allah, kami akan menjawab sebagaimana yang telah Allah sebutkan dan yang telah dibawa oleh Nabi kita, apapun yang terjadi.
Tatkala mereka menemui Raja, maka dia berkata kepada mereka: "Apa pendapat kalian mengenai Isa bin Maryam?"
Ja'far bin Abu Thalib RA menjawab; "Pendapat kami adalah sebagaimana yang dibawa oleh agama kami, yaitu dia adalah hamba Allah dan RasulNya, ruhNya dan kalimatNya yang ditiupkan kepada Maryam, seorang wanita yang tidak menikah."
Kemudian Raja Najasyi memukulkan tangannya ke tanah dan mengambil sebatang kayu, lalu berkata; "Itulah Isa putra Maryam, sama seperti saya mengatakan bahwa ini adalah kayu."
HR Musnad Ahmad No 1649
Terlihat bahwa jawaban Ja'far RA sangat cerdas, dia mengikuti system hukum yang berlaku di Ethiopia saat itu dan tidak menjawab seperti ajaran trinitas Kristen (versi Paulus) seperti Firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 116.
4. Musyawarah dan Mufakat sebelum mengambil keputusan dan istiqamah dengan keputusan yang telah diambil. Dalam setiap rencana perlu dimusyawarahkan dengan semua anggota sesuai yang dibutuhkan, kecuali masih rahasia. Setelah mufakat dan diambil keputusan maka semua ummat Islam harus istiqamah menjalankan keputusan tersebut. Dalam salah satu segmen siirah Nabi SAW sebelum perang Uhud. Rasulullah SAW mengirimkan beberapa orang sahabat (intel) untuk mencari tahu jumlah dan posisi pasukan musuh. Rasulullah SAW membawa informasi inteligen ini dalam musyawarah dengan semua sahabat. Menurut pendapat Rasulullah SAW bahwa lebih baik menunggu pasukan musuh di dalam kota Madinah karena berdasarkan sejarah belum pernah ada musuh berhasil menduduki kota Madinah. Tapi hasil dari mufakat semua sahabat (terutama yang muda-muda) diputuskan lain yaitu menyambut pasukan musuh di bukit Uhud - di luar kota Madinah. Rupanya para sahabat yang tua-tua tidak senang dengan usulun sahabat yang muda-muda karena terlalu memaksakan pendapat dan minta mereka menarik usulan mereka kepada Nabi SAW. Namun Nabi SAW menolak mengganti keputusan, beliau istiqamah dengan keputusan yang telah disepakati.
Setelah keputusan untuk menyerang musuh diambil maka ummat Islam harus sungguh-sungguh menjalankannya sebagaimana perintah Allah SWT dalam surat Al Hajj awal ayat 78 berikut: "Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya..." Dalam HR Shahih Muslim No 71, Rasulullah SAW bersabda bahwa: "... Barangsiapa yang berjihad dengan tangan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang berjihad dengan lisan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang berjihad dengan hati melawan mereka maka dia seorang mukmin, dan setelah itu tidak ada keimanan sebiji sawi..."
5. Setiap serangang balik kepada musuh Islam harus setimpal dan sama dengan yang mereka lakukan terhadap Ummat Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 45 bahwa "Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim." Dalam salah satu segmen siirah Nabi SAW dalam perang Uhud disebutkan bahwa musuh menyemangati pasukan mereka dengan teriakan "U'lu Hubal! U'lu Hubal! (Hubal maha besar! Hubal maha besar)", Nabi SAW menyuruh Umar RA menjawab dengan "Allahu A'la wa Ajal (Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia)". Kemudian ketika musuh berteriak "Lana Uzza wala Uzza lakum (Kami punya tuhan Uzza bersama kami sementara kamu tidak)", Nabi SAW menyuruh Umar RA membalas dengan "Allahu Maulana wala Maula lakum (Allah adalah Wali dan Pelindung kami sementara kamu tidak punya)."
Jadi ketika musuh menyerang dengan film yang merusak akhlak, maka ummat Islam harus memperbanyak Film-Film Islami yang tujuannya memperindah akhlak ummat Islam. Ketika musuh meluncurkan tulisan – tulisan yang membuat ummat resah maka ummat Islam harus sibuk memperbanyak tulisan – tulisan yang menyemangati dan membentengi ummat dari kerusakan aqidah maupun moral. Ketika musuh giat mempromosikan fashion yang mengumbar aurat maka ummat Islam harus rajin memproduksi pakaian modis nan islami untuk menutupi aurat, dan lain lain seterusnya.
6. Melakukan dakwah yang terstruktur dan terus menerus kepada musuh Islam. Dakwah kepada musuh Islam ini berdasarkan perintah Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 125 sebagai berikut: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Dan dalam surat Ta Ha ayat 43-44 berikut: "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Materi dakwah kepada musuh Islam ini yang utama adalah mentauhidkan Allah Ta'ala sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam HR Shahih Bukhari No 6824 dan Shahih Muslim No 28 berikut: "Sesungguhnya kamu menghadapi suatu kaum Ahli Kitab, maka hendakah pertama kali yang kalian dakwahkan kepada mereka adalah penyembahan kepada Allah azza wa jalla."
Metoda atau cara dakwah kepada musuh Islam harus dicari format yang cocok sesuai dengan medan dakwah. Bisa dakwah bil lisan, berdiskusi atau tanya jawab secara pribadi per orang atau kumpulan. Bisa dakwah lewat tulisan, brosur atau pamflet. Bisa dakwah bil hal, bantuan sosial, pengobatan, dan lai lain. Sarana dakwah kepada musuh Islam ini bisa menggunakan semua kemungkinan prasarana yang ada seperti media cetak, media sosial, media audio visual, internet, email, group message, dll.
Dakwah kepada musuh Islam ini harus terstruktur dengan cermat dan rapih, dibawa komando dan kordinasi pemimpin yang sama seperti disebutkan sebelumnya. Jangan sampai dakwah kepada musuh Islam ini materinya saling bertentangan antara jama'ah yang satu dengan jama'ah yang lain.
Sebagai penutup bahwa Allah SWT telah bersumpah akan menolong siapa saja yang menolong syiar agama Islam dan akan memuliakan siapa saja yang menjunjung tinggi kebenaran di atas bumi. Sumpah Allah tidak mungkin dilanggar, karena Allah Mahakuat untuk melaksanakan segala kehendak-Nya dan Mahaperkasa, tidak ada yang mengalahkan. Orang-orang Mukmin yang telah Kami janjikan untuk mendapatkan pertolongan Kami adalah mereka yang, apabila kekuasaan mereka Kami kokohkan di bumi, akan menjaga hubungan mereka dengan Allah dan manusia. Mereka kemudian mengerjakan salat dengan cara yang benar, membayar zakat dan menyalurkannya kepada yang berhak, menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jelek. Hanya Allah yang berhak menentukan akhir dari semua perkara, dan membuat hina siapa saja yang dikehendaki-Nya (QS Al Hajj akhir ayat 40-41).
Alhamdulillah, mudah-mudahan bermamfaat. Kalau ada salah, itu semua dari saya sebagai mskhluk yang tidak luput dari kesalahan. Semua yang benar berasal dari dan milik Allah SWT.
Wallahu a'lamu bishshawab, semoga bermamfa'at.
--
Wassalam,
Aba Abdirrahim