Sabtu, 28 Januari 2017

Berdzikirlah sebanyak-banyaknya

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

Alhamdulillahi Rabb al’aalamiina. Sungguh hanya kepada Allah SWT saja kita ucapkan puji dan syukur atas segala ni’mat yang senantiasa Allah limpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam kepada tauladan yang mulia, Nabi dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (SAW) beserta keluarga, para sahabat RA, tabi’in, tabiut tabiahum dan kepada ummat Islam sepanjang masa dimanapun berada. Semoga kita semua senantiasa istiqamah menegakkan agama Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al’aalamiin.

Insyaa Allah pada hari ini kita sela dulu sharing tentang siirah Rasulullah SAW dengan topik lain yaitu tentang peintah berdzikir kepada Allah Azza waJalla sebanyak-banyaknya. Sebelumnya kita bahas dulu asal muasal kata dzikir secara Bahasa. Kata kerja berdzikir berasal dari Bahasa Arab dzakara (ذَكَرَ) yang berarti dia telah berdzikir. Sementara perintah berdzikirlah atau kata perintah untuk berdzikir didalam Bahasa Arab adalah udzkuruu (أُذْكُرُوْا) yang berarti “kamu sekalian berdzikirlah!” Jadi perintah berdzikir ini ditujukan kepada semua ummat Islam atau kepada setiap individu yang mengaku beriman kepada Allah Azza waJalla.

Perintah Berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selain tempat yang diharamkan. Sementara ibadah di dalam Rukun Islam yang lima tertentu waktu dan tempatnya, seperti Bersyahadat atau berikrar dua kalimat Syahadat untuk membuktikan bahwa seseorang bertauhid kepada Allah Azza waJalla dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai utusan atau Rasulullah. Mendirikan Shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Berpuasa di bulan Ramadhan dan hari-hari lain selain yang diharamkan.  Membayarkan Zakat setelah mencukupi Haul (waktunya) dan Nisab (kadar atau takarannya). Serta menunaikan ibadah Haji ke Makkah sekali seumur hidup bagi yang mampu.

Jadi ada waktu-waktu yang telah ditetapkan, batasan-batasan tertentu atau situasi khusus untuk mengerjakan dalam ibadah di dalam Rukun Islam ini.  Allah SWT telah menetapkan jumlah waktu shalat wajib. Puasa wajib hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Zakat dibayarkan setahun sekali. Haji dilakukan sekali seumur hidup bila seseorang memenuhi persyaratan untuk itu. Al Qur’an tidak menganjurkan kita untuk berlebih-lebihan dalam menjalankan ibadah ini.  Tetapi untuk berdzikir yang sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT tidak ada persyaratan waktu, tempat, atau batasan-batasan tertentu. Dzikir kepada Allah SWT bisa dilakukan sambil duduk, berdiri, atau berbaring (QS 3:191).  Bisa dilakukan dengan atau tanpa wudhu.  Bisa dilakukan di rumah, atau ketika dalam perjalanan. Bisa dilakukan ketika sehat, ataupun ketika sakit.  Bisa dilakukan diwaktu siang, atau malam.

Berdzikir kepada Allah SWT harus dilakukan sebanyak-banyaknya. Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Azhab ayat ke-41. “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” Allah Azza waJalla telah menyediakan untuk orang-orang beriman yang banyak berdzikir ini ampunan dan pahala yang besar (QS 33:35). Bukan itu saja, Allah Azza waJalla juga menjajikan keberuntungan atau kemenangan dalam medan perang bagi orang-orang beriman yang senantiasa berdzikir sebanyak-banyaknya (QS 8:45).

Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Kami telah banyak mendapatkan pengajaran tentang syari’at Islam, maka ajarkanlah kepada kami satu pintu yang menghimpun seluruh kebaikan yang bisa kami jadikan pedoman.” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Hendaknya lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR Musnad Ahmad No. 17020). Di dalam riwayat lain bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hendaknya lidahmu basah Karena berdzikir kepada Allah.” (HR Sunan Tirmidzi No. 3297). Di dalam riwayat lain bahwa Nabi Muhammad SAW bersada, “Selama lidahmu terus bergerak dengan berdzikir kepada Allah Azza waJalla.” (HR Sunan Ibnu Majah No. 3783).

Di dalam hadits riwayatkan oleh Abu Al Darda RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepada para Sahabat, “Maukah kalian bila aku beritahu satu amal yang mengungguli seluruh amal ibadah kamu yang lain, yang segera akan diterima Allah SWT, dan meningkatkan derajatmu di hadapan Allah SWT?” Beliau SAW menambahkan, “Amal ini lebih utama daripada mensedekahkan seluruh harta emas dan perak di jalan Allah SWT, lebih utama daripada berperang melawan musuh Allah SWT, dimana kamu membunuh mereka dan mereka mencoba membunuhmu?”  Para Sahabat menjawab, “Beritahulah kami.” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah SWT.”

Dalam hadits Qudsi riwayat shahih Bukhari No. 6951, shahih Muslim No. 4832 dan lain-lain bahwa Nabi SAW bersabda: Allah Azza waJalla berfirman, “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang (berjma’ah) maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”

Bila kita membiasakan diri kita untuk banyak berdzikir kepada Allah SWT dengan konsisten, hikmahnya adalah sangat luar biasa.  Di dalam hadits riwayat shahih Bukhari No. 2881, shahih Muslim No. 4906 dan lain-lain bahwa Ali RA bercerita bahwa Fatimah RA merasa sakit tangannya karena menumbuk tepung dan ketika itu ada seorang pelayan yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah SAW. Fatimah RA datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta seorang pembantu. Tetapi ia tidak berhasil menemui Rasulullah SAW dan hanya bertemu dengan Aisyah RA. Kemudian Fatimah RA menitip pesan kepada Aisyah RA untuk disampaikan kepada Rasulullah RA. Ketika Rasulullah RA tiba di rumah, Aisyah RA pun memberitahu Beliau RA tentang kedatangan Fatimah RA.

Ali RA berkata, “Lalu Rasulullah SAW pergi ke rumah kami ketika kami tengah berbaring hendak tidur. Maka kami segera bangun, tetapi Beliau SAW mencegahnya seraya berkata, ‘Tetaplah di tempat kalian!’ Kemudian Rasulullah SAW duduk diantara kami hingga saya merasakan dinginnya telapak kaki Beliau yang menyentuh dada saya. Setelah itu, Rasulullah bersabda, ‘Inginkah kalian berdua aku ajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kalian minta? Apabila kalian berbaring hendak tidur, maka bacalah takbir tiga puluh empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali, dan tahmid tiga puluh tiga kali. Sesungguhnya yang demikian itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu.’”

Dalam Hadits riwayat shahih Bukhari No. 798 dan shahih Muslim No. 936 bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah SAW sambil berkata, “Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi.” Rasulullah SAW bertanya, “Maksud kalian?” Mereka menjawab, “Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya. Mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?” Mereka menjawab. “Baiklah wahai Rasulullah?” Beliau SAW bersabda, “Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”

Hanya dengan banyak berdzikir kepada Allah SWT hati bisa merasa puas dan menjadi lembut.  Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat ke-28, “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” Membaca Al Qur’an adalah salah satu cara utama mengingat atau berdzikir kepada Allah SWT.  Allah berfirman dalam surat Az-Zumar ayat ke-23, “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”

Bagaimanakah cara yang paling baik untuk banyak berdzikir kepada Allah SWT?  Allah SWT menjelaskannya di dalam Al Qur’an dalam Al A’raf ayat ke-205, “Dan sebutlah Tuhanmu (berdzikir) dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” Jadi berdzikir adalah ibadah yang simple dan sederhana, tidak memberatkan, tidak membutuhkan waktu tertentu, tidak membutuhkan tempat tertentu, tetapi memiliki pahala yang besar, mendapat ampunan dan kemenangan dari Allah Azza waJalla.

Mereka yang tidak mau atau ingkar untuk banyak berdzikir kepada Allah SWT akan menjadi orang yang teramat merugi.  Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat ke-91. “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah (berdzikir) dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”

Allah Azza waJalla mengingatkan kepada orang-orang beriman agar jangan lalai dalam mengingat Allah Azza waJalla. Allah SWT berfirman dalam surat Al Munafiqun ayat ke-9, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”

Berikut adalah orang-orang yang beriman dengan kepercayaan yang teguh; tiada tipuan dunia yang bisa mengalihkan hati mereka dari mengingat Allah SWT.  Friman Allah SWT dalam surat An Nur ayat ke-37, “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”

Marilah kita memohon kepada Allah SWT agar diberi jalan untuk mengingatNya dengan cara yang sebaik-baiknya. Do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para Sahabat RA dalam Hadits riwayat musnad Ahmad No. 7754 berikut dapat kita pegang dan amalkan setiap kali selesai mendirikan Shalat. “Allahumma aj’alnii u‘zhimu syukraka wa-uktsiru dzikraka wa-atba’u nashiihataka wa-ahfazhu wa-shiyyataka” Yang artinya, “Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bisa bersyukur kepadaMu dan banyak berdzikir kepadaMu, mengikuti nasihatMu dan menjaga wasi’atMu.” Semoga Allah SWT menjaga agar lidah kita senantiasa basah karena banyak berdzikir kepadaNya dimanapun berada dan pada saat apapun, aamiin yaa Rabb al’aalamiin.

Demikian kita cukupkan sampaikan disini. Insyaa' Allah minggu depan akan kita lanjutkan kembali episode siirah Rasulullah SAW. Kalau ada yang salah, itu semua berasal dari saya sebagai makhluk yang tidak luput dari salah, tolong dikoreksi semua kesalahan tersebut. Saya memohon ampun kepada Allah Azza waJalla atas semua kesalahan dan kekhilafan dalam tulisan ini. Semua yang benar berasal dan milik Allah yang Maha Mengetahui.

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.