Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
Alhamdulillahi Rabb al’aalamiina.
Sungguh hanya kepada Allah SWT saja kita ucapkan puji dan syukur atas segala
ni’mat yang senantiasa Allah limpahkan kepada kita semua. Salawat dan salam
kepada tauladan yang mulia, Nabi dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam (SAW) beserta keluarga, para sahabat RA, tabi’in, tabiut tabiahum dan
kepada ummat Islam sepanjang masa dimanapun berada. Semoga kita semua
senantiasa istiqamah menegakkan agama Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin
yaa Rabb al’aalamiin.
Insyaa Allah pada hari ini kita sela
dulu sharing tentang siirah Rasulullah SAW dengan topik lain yaitu tentang
peintah berdzikir kepada Allah Azza waJalla sebanyak-banyaknya. Sebelumnya kita
bahas dulu asal muasal kata dzikir secara Bahasa. Kata kerja berdzikir berasal
dari Bahasa Arab dzakara (ذَكَرَ) yang berarti dia telah berdzikir. Sementara perintah
berdzikirlah atau kata perintah untuk berdzikir didalam Bahasa Arab
adalah udzkuruu (أُذْكُرُوْا)
yang berarti “kamu sekalian berdzikirlah!” Jadi perintah berdzikir ini
ditujukan kepada semua ummat Islam atau kepada setiap individu yang mengaku
beriman kepada Allah Azza waJalla.
Perintah Berdzikir sebanyak-banyaknya
kepada Allah SWT dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selain tempat yang
diharamkan. Sementara ibadah di dalam Rukun Islam yang lima tertentu waktu dan
tempatnya, seperti Bersyahadat atau berikrar dua kalimat Syahadat untuk membuktikan
bahwa seseorang bertauhid kepada Allah Azza waJalla dan mengakui Nabi Muhammad
SAW sebagai utusan atau Rasulullah. Mendirikan Shalat pada waktu-waktu yang
telah ditentukan. Berpuasa di bulan Ramadhan dan hari-hari lain selain yang
diharamkan. Membayarkan Zakat setelah
mencukupi Haul (waktunya) dan Nisab (kadar atau takarannya). Serta menunaikan
ibadah Haji ke Makkah sekali seumur hidup bagi yang mampu.
Jadi ada waktu-waktu yang telah ditetapkan,
batasan-batasan tertentu atau situasi khusus untuk mengerjakan dalam ibadah di
dalam Rukun Islam ini. Allah SWT telah
menetapkan jumlah waktu shalat wajib. Puasa wajib hanya dilakukan di bulan
Ramadhan. Zakat dibayarkan setahun sekali. Haji dilakukan sekali seumur hidup
bila seseorang memenuhi persyaratan untuk itu. Al Qur’an tidak menganjurkan
kita untuk berlebih-lebihan dalam menjalankan ibadah ini. Tetapi untuk berdzikir yang
sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT tidak ada persyaratan waktu, tempat, atau
batasan-batasan tertentu. Dzikir kepada Allah SWT bisa dilakukan sambil duduk,
berdiri, atau berbaring (QS 3:191). Bisa
dilakukan dengan atau tanpa wudhu. Bisa
dilakukan di rumah, atau ketika dalam perjalanan. Bisa dilakukan ketika sehat,
ataupun ketika sakit. Bisa dilakukan
diwaktu siang, atau malam.
Berdzikir kepada Allah SWT harus dilakukan
sebanyak-banyaknya. Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Azhab ayat
ke-41. “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” Allah Azza waJalla telah menyediakan
untuk orang-orang beriman yang banyak berdzikir ini ampunan dan pahala yang
besar (QS 33:35). Bukan itu saja, Allah Azza waJalla juga menjajikan
keberuntungan atau kemenangan dalam medan perang bagi orang-orang beriman yang
senantiasa berdzikir sebanyak-banyaknya (QS 8:45).
Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Kami
telah banyak mendapatkan pengajaran tentang syari’at Islam, maka ajarkanlah
kepada kami satu pintu yang menghimpun seluruh kebaikan yang bisa kami jadikan
pedoman.” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Hendaknya lisanmu selalu basah dengan
dzikir kepada Allah.” (HR Musnad Ahmad No. 17020). Di dalam riwayat lain bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Hendaknya lidahmu basah Karena berdzikir kepada Allah.”
(HR Sunan Tirmidzi No. 3297). Di dalam riwayat lain bahwa Nabi Muhammad SAW
bersada, “Selama lidahmu terus bergerak dengan berdzikir kepada Allah Azza
waJalla.” (HR Sunan Ibnu Majah No. 3783).
Di dalam hadits riwayatkan oleh Abu Al Darda RA bahwa
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada para Sahabat, “Maukah kalian bila aku
beritahu satu amal yang mengungguli seluruh amal ibadah kamu yang lain, yang
segera akan diterima Allah SWT, dan meningkatkan derajatmu di hadapan Allah
SWT?” Beliau SAW menambahkan, “Amal ini lebih utama daripada mensedekahkan
seluruh harta emas dan perak di jalan Allah SWT, lebih utama daripada berperang
melawan musuh Allah SWT, dimana kamu membunuh mereka dan mereka mencoba
membunuhmu?” Para Sahabat menjawab,
“Beritahulah kami.” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Banyak-banyaklah berdzikir
kepada Allah SWT.”
Dalam hadits Qudsi riwayat shahih Bukhari No. 6951,
shahih Muslim No. 4832 dan lain-lain bahwa Nabi SAW bersabda: Allah Azza waJalla
berfirman, “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya
selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang (berjma’ah)
maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus
darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari.”
Bila kita membiasakan diri kita untuk banyak berdzikir
kepada Allah SWT dengan konsisten, hikmahnya adalah sangat luar biasa. Di dalam hadits riwayat shahih Bukhari No.
2881, shahih Muslim No. 4906 dan lain-lain bahwa Ali RA bercerita bahwa Fatimah
RA merasa sakit tangannya karena menumbuk tepung dan ketika itu ada seorang
pelayan yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah SAW. Fatimah RA datang
menemui Rasulullah SAW untuk meminta seorang pembantu. Tetapi ia tidak berhasil
menemui Rasulullah SAW dan hanya bertemu dengan Aisyah RA. Kemudian Fatimah RA menitip
pesan kepada Aisyah RA untuk disampaikan kepada Rasulullah RA. Ketika
Rasulullah RA tiba di rumah, Aisyah RA pun memberitahu Beliau RA tentang
kedatangan Fatimah RA.
Ali RA berkata, “Lalu Rasulullah SAW pergi ke rumah kami
ketika kami tengah berbaring hendak tidur. Maka kami segera bangun, tetapi Beliau
SAW mencegahnya seraya berkata, ‘Tetaplah di tempat kalian!’ Kemudian
Rasulullah SAW duduk diantara kami hingga saya merasakan dinginnya telapak kaki
Beliau yang menyentuh dada saya. Setelah itu, Rasulullah bersabda, ‘Inginkah
kalian berdua aku ajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kalian
minta? Apabila kalian berbaring hendak tidur, maka bacalah takbir tiga puluh
empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali, dan tahmid tiga puluh tiga kali.
Sesungguhnya yang demikian itu lebih baik bagi kalian daripada seorang
pembantu.’”
Dalam Hadits riwayat shahih Bukhari No. 798 dan shahih
Muslim No. 936 bahwa orang-orang fakir Muhajirin menemui Rasulullah SAW sambil
berkata, “Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan
kenikmatan yang abadi.” Rasulullah SAW bertanya, “Maksud kalian?” Mereka
menjawab, “Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat dan mereka berpuasa
sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa
melakukannya. Mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya.”
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang
karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan kalian, dan
kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak seorang pun
lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab. “Baiklah wahai Rasulullah?” Beliau SAW bersabda, “Kalian
bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh
tiga kali.”
Hanya dengan banyak berdzikir kepada Allah SWT hati bisa
merasa puas dan menjadi lembut. Allah
berfirman dalam surat Ar Rad ayat ke-28, “Orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” Membaca Al Qur’an adalah salah
satu cara utama mengingat atau berdzikir kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Az-Zumar ayat ke-23,
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak
ada baginya seorang pemimpinpun.”
Bagaimanakah cara yang paling baik untuk banyak berdzikir
kepada Allah SWT? Allah SWT menjelaskannya
di dalam Al Qur’an dalam Al A’raf ayat ke-205, “Dan sebutlah Tuhanmu (berdzikir)
dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.” Jadi berdzikir adalah ibadah yang simple dan
sederhana, tidak memberatkan, tidak membutuhkan waktu tertentu, tidak
membutuhkan tempat tertentu, tetapi memiliki pahala yang besar, mendapat
ampunan dan kemenangan dari Allah Azza waJalla.
Mereka yang tidak mau atau ingkar untuk banyak berdzikir
kepada Allah SWT akan menjadi orang yang teramat merugi. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat
ke-91. “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah (berdzikir) dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
Allah Azza waJalla mengingatkan kepada orang-orang
beriman agar jangan lalai dalam mengingat Allah Azza waJalla. Allah SWT
berfirman dalam surat Al Munafiqun ayat ke-9, “Hai orang-orang beriman,
janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Berikut adalah orang-orang yang beriman dengan
kepercayaan yang teguh; tiada tipuan dunia yang bisa mengalihkan hati mereka
dari mengingat Allah SWT. Friman Allah
SWT dalam surat An Nur ayat ke-37, “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”
Marilah kita memohon kepada Allah SWT agar diberi jalan
untuk mengingatNya dengan cara yang sebaik-baiknya. Do’a yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW kepada para Sahabat RA dalam Hadits riwayat musnad Ahmad No. 7754
berikut dapat kita pegang dan amalkan setiap kali selesai mendirikan Shalat. “Allahumma
aj’alnii u‘zhimu syukraka wa-uktsiru dzikraka wa-atba’u nashiihataka wa-ahfazhu
wa-shiyyataka” Yang artinya, “Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bisa bersyukur
kepadaMu dan banyak berdzikir kepadaMu, mengikuti nasihatMu dan menjaga wasi’atMu.”
Semoga Allah SWT menjaga agar lidah kita senantiasa basah karena banyak
berdzikir kepadaNya dimanapun berada dan pada saat apapun, aamiin yaa Rabb al’aalamiin.
Demikian kita cukupkan sampaikan
disini. Insyaa' Allah minggu depan akan kita lanjutkan kembali episode siirah
Rasulullah SAW. Kalau ada yang salah, itu semua berasal dari saya sebagai
makhluk yang tidak luput dari salah, tolong dikoreksi semua kesalahan tersebut.
Saya memohon ampun kepada Allah Azza waJalla atas semua kesalahan dan
kekhilafan dalam tulisan ini. Semua yang benar berasal dan milik Allah yang
Maha Mengetahui.
Maha suci Engkau yaa Allah, dan
segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Saya
bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat
kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu
bish-shawaabi.
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.